Senin, 07 Januari 2013

KESULITAN MEMOTRET PADA WAKTU MALAM HARI DENGAN METODE LIGHT GRAFITY


A. PENGANTAR


Kami melakukan hunting bersama komunitas fotografi B.U.L.B (Barudak Urban Light Bandung) untuk melakukan riset tentang night photography. Komunitas yang beranggotakan pemotret (fotografer) ini mengandalkan cahaya minim sebagai ruang eksplorasi dalam berkarya (teknik bulb), teknik yang justru berbeda sekali dengan teknik yang digunakan para fotografer pada umumnya.  Dalam komunitas ini terbagi menjadi beberapa kru : 


1. Shooter
Bertugas  untuk mengambil gambar atau dalam kata lain fotografer. 
2. Lighter 
Bertugas untuk membuat background dari lampu LED bermacam warna dan membuat tifografi dari lampu LED satu warna (putih).
3. Flash 
Bertugas untuk memberikan cahaya utama dengan lampu flash eksternal bila mempergunakan model pada saat memotret.



Bulb merupakan salah satu teknik pengambilan gambar (di fotografi) dengan menggunakan speed yang sangat lambat. Sangat lambat dan hampir tidak mungkin kalau kita memegang kamera dengan tangan, untuk itu diperlukan kaki tiga atau tripod. Penggunaan tripod sangat penting dalam melakukan pengambilan foto mode Bulb. Fungsinya agar tidak terjadi guncangan pada kamera sewaktu pengambilan gambar dilakukan yang dapat membuat gambar berbayang.Tripod masih bisa diganti dengan meja, atau apapun dimana kamera bisa diletakan dan syaratnya tempat tersebut tidak goyang.

Peralatan yang dipergunakan untuk fotografi malam khususnya light grafity adalah :


1. Kamera SLR/ DSLR
2. Tripod/ alat penyangga lainnya.
3. Lampu LED
4. Flash eksternal.


Tahapan – tahapan dalam pemotretan light grafity:

1.Persiapan peralatan baik kamera, tripod maupun lampu LED dan flash eksternal.
2.Menentukan lokasi pemotretan 
3.Menempatkan blocking kamera dan subjek (model)
4.Melakukan focusing pada subjek 
5.Membuat background dengan menggunakan lampu LED banyak warna.
6.Membuat tifografi dengan menggunakan lampu LED satu warna.
7.Bila mempergunakan model dan ingin tampak (freeze) maka model ditembak menggunakan flash eksternal sesuai kebutuhan.

B.PERMASALAHAN


1. Susah Mengatur Fokus
Hal ini terjadi karena minimnya cahaya yang terdapat di lokasi pemotretan.

2. Komposisi Ruang Gerak Lighter
Hal ini terjadi karena kru lighter tidak konsisten dalam melakukan gerakan sesuai yang dipersiapkan sebelumnya (sadar ruang) pada saat persiapan. 

3. Setting Kamera  Yang Berubah-Ubah
Hal ini terjadi karena banyaknya lampu yang dipergunakan pada saat memotret tidak tetap jumlahnya.

C.PEMBAHASAN

1. Untuk mengatur fokus biasanya lighter menyalakan lampu LED untuk membantu pencahayaan. Bila masih memungkinkan pergunakanlah auto fokus, namun apabila fokus masih susah ditemukan pergunakanlah manual fokus sampai gambar benar – benar fokus.

2. Untuk melakukan framming pada saat memotret pergunakanlah focal length yang terdekat (jika menggunakan lensa 18 – 55 mm letakan focal length dititik 18). Hal ini agar lighter tidak terpotong pada saat melakukan pembuatan light grafity. Untuk menyempurnakan komposisi bisa melakukan cropping di softwareedit foto.

3. Settingan kamera diatur dengan menggunakan ISO terendah (100/200) hal ini dilakukan agar noise yang dihasilkan pada gambar tidak tampak. Bukaan diafragma di angka F9-F12, hal ini dilakukan agar selektif fokus tajam semuanya.Shutter speed disetting di bulb agar kita bisa mengatur lama masuknya cahaya sesuai keingianan. White Balance di setting sesuai keinginan shooter(bila cloudy awan akan terlihat orange).









Hasil Pemotretan menggunakan Teknik Blub Bersama Komonitas B.U.L.B.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar